Cari Blog Ini

BiLLy TaMa

BiLLy TaMa

Sabtu, 01 Mei 2010

Ada hal yang kadang tidak bisa kita mengerti dan tidak harus dipaksakan untuk dimengerti. Lakukan apa yang seharusnya dilakukan sebatas kemampuan yang dimiliki. Itu sudah cukup.. Manusia yang tidak pernah bersyukur selalu akan tidak pernah puas dan selalu menyalahkan keadaan. Sejatinya dia telah menyiksa dirinya sendiri.

Kita tidak akan pernah bisa menjadi diri kita jika kita selalu mengukur diri kita dengan apa yang dinginkan orang lain. Seekor ulat menjadikan dirinya kupu2 menjalani penderitaan yang luar biasa, suatu proses yang menyakitkan. Tapi ketika dia bisa fokus untuk mengubah dirinya dengan segala pengorbanannya tanpa harus peduli dengan keadaan diluar sana, hujan, terik matahari, angin, suara-suara sumbang,..ketika dia berhasil dia menjadi daya tarik setiap orang yang melihat karena kecantikan dan keindahannya

ketika cinta dikhianati.....////

Luka di jari tersa sakit hanya beberapa hari sampai dia menutup lagi dengan meninggalkan bekas, dan luka di hati tidak pernah terlihat tetapi begitu pedih, perih dan sakitnya terasa sangat lama. Itulah yang terjadi ketika hubungan kita dikhianati, terasa semua pengorbanan sia-sia, segala kebaikan tidak ada artinya sekarang tinggal menjadi sampah yang terbuang.

Cinta tidak pernah salah dan sebaiknya tidak menyalahkan cinta atas penghianatan ini, mencintai haya memberi dan tanpa mengharapkan balasan, seningga tidak pernah merasa rugi jika didasari ketulusan seperti kita memberi bantuan kepada orang dan orang itu lupa dan pura-pura nggak ingat kepada kita. Seperi tuhan mencintai kita tanpa mengharapkan balasan, bilamana kita lupa beliau akan menerima kita saat kita bertobat dan kembali padanya.

Cinta adalah jembatan yang menghubugkan dua dunia hati yang berbeda, cinta hanyalah perantara keinginan mengikat hati dalam sebuah hubungan dengan keinginan saling menyayangi, menghormati kekurangan dan kelebihan masing-masing, saling memperhatikan satu sama lain dan saling menjaga

Bigustama

permahaman

Kamis, 29 April 2010

GETAR HATI

Itu yang tampak adalah ekspresi paling wajar dan paling jujur dari seseorang.
Seorang artis yang ketika di panggung begitu cantik dan gemerlap pun bisa jadi akan tampak polos dan jauh berbeda jika ia sedang tidur. Orang paling kejam di dunia pun jika ia sudah tidur tak akan tampak wajah bengisnya.

Perhatikanlah ayah Anda saat beliau sedang tidur.
Sadarilah, betapa badan yang dulu kekar dan gagah itu kini semakin tua dan ringkih, betapa rambut-rambut putih mulai menghiasi kepalanya, betapa kerut merut mulai terpahat di wajahnya. Orang inilah yang tiap hari bekerja keras untuk kesejahteraan kita, anak-anaknya. Orang inilah yang rela melakukan apa saja asal perut kita kenyang dan pendidikan kita berjalan lancar.

Sekarang, beralihlah. Lihatlah ibunda Anda. Kulitnya mulai keriput dan tangan yang dulu halus membelai- belai tubuh bayi kita itu, kini kasar karena tempaan hidup yang keras. Orang inilah yang tiap hari mengurus kebutuhan kita. Orang inilah yang paling rajin mengingatkan dan mengomeli kita semata- mata karena rasa kasih dan sayang, dan sayangnya, itu sering kita salah artikan.

Cobalah tatap wajah orang-orang tercinta itu…
Ayah, Ibu, Suami, Istri, Kakak, Adik, Anak,
Sahabat, Semuanya…

Rasakanlah sensasi yang timbul sesudahnya.
Rasakanlah energi cinta yang mengalir perlahan saat menatap wajah yang terlelap itu. Rasakanlah getaran cinta yang mengalir deras ketika mengingat betapa banyaknya pengorbanan yang telah dilakukan orang-orang itu untuk kebahagiaan anda.

Pengorbanan yang kadang tertutupi oleh kesalahpahaman kecil yang entah kenapa selalu saja nampak besar. Secara ajaib Tuhan mengatur agar pengorbanan itu bisa tampak lagi melalui wajah-wajah jujur mereka saat sedang tidur. Pengorbanan yang kadang melelahkan namun enggan mereka ungkapkan. Dan ekspresi wajah ketika tidur pun mengungkap segalanya.

Tanpa kata, tanpa suara dia berkata… “betapa lelahnya aku hari ini”.
Dan penyebab lelah itu? Untuk siapa dia berlelah-lelah? Tak lain adalah kita.
Suami yang bekerja keras mencari nafkah, istri yang bekerja keras mengurus dan mendidik anak, mengatur rumah. Kakak, adik, anak, dan sahabat yang telah melewatkan hari-hari suka dan duka bersama kita.
Resapilah kenangan-kenangan manis dan pahit yang pernah terjadi dengan menatap wajah-wajah mereka. Rasakanlah betapa kebahagiaan dan keharuan seketika membuncah jika mengingat itu semua.

Bayangkanlah apa yang akan terjadi jika esok hari mereka “orang-orang terkasih itu” tak lagi membuka matanya, selamanya …


bigus_tama@yahoo.com